Kali
ini kita mau membahas tentang empat nasihat Rosululloh yang diberikan kepada sahabatnya,
Abu Dzar [1]. Di dalam buku Nashaihul Ibad yang berarti nasihat untuk para
sahabat yang ditulis oleh Syeikh Nawawi Al-Bantanie, Rosululloh bersabda:
“Wahai
Abu Dzar perbaharuilah kapalmu sesungguhnya lautan itu sangat dalam, dan ambillah
bekal yang sempurna karena perjalananmu jauh, dan peringanlah bebanmu karena
rintangan-rintangan berat sekali, dan ikhlaslah dalam beramal karena yang
menilai baik dan buruk adalah Dzat yang Maha Melihat.”
1.
Perbaikilah niatmu
Hidup manusia diibaratkan sebuah kapal yang berlayar
mengarungi lautan menuju ke tempat persinggahan. Persinggahan akhir dari hidup
manusia tentulah alam akhirat. Perbaharuilah kapalmu disini diartikan perbaikilah
niat kita. Dan kehidupan di dunia diibaratkan sebagai lautan yang dalam,
sehingga untuk mengarungi lautan yang dalam ini diperlukan bahtera yang kokoh
dan tangguh agar tidak goyah dan karam di tengah lautan. Rosululloh pernah bersabda
“segala sesuatu tergantung dari niatnya” maka dalam hidup ini hendaklah kita
mengokohkan niat kita, meluruskan niat dalam setiap perbuatan yang kita lalukan
semata untuk beribadah kepada Allah agar kita mendapatkan pahala yang nantinya
diperhitungkan di akhirat. Rosululloh menganjurkan kita dalam berniat diawali
dengan basmalah.
2.
Bawalah bekal sempurna
Dunia ini adalah ladang akhirat, artinya apa yang kita
tanam maka itu yang akan kita bawa sebagai bekal menuju akhirat. Untuk
mengarungi perjalanan yang panjang tersebut kita harus mempersiapkan bekal yang
cukup untuk dibawa ke akhirat. Bekal tersebut adalah amal sholeh yang
bermanfaat bagi sesama karena “sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang
berguna bagi orang lain”.
3.
Ringankanlah bebanmu
Kehidupan di dunia penuh dengan ilusi atau tipuan. Allah
menjadikan kehidupan manusia tampak lebih indah dengan tiga hal: harta, tahta
dan wanita. Ketika mengejar kehidupan dunia maka lalailah kewajibannya akan
kehidupan di akhirat maka dikatakan kehidupan di dunia ini adalah kehidupan
yang membujuk atau menggoda-goda. Peringanlah bebanmu disini diartikan
ringankanlah pertanggungjawaban atas urusan duniamu. Janganlah kita mengambil porsi
pertanggungjawaban dunia lebih besar daripada porsi akhirat karena itu hanya
akan memperberat beban kita. Marilah kita mengurangi hal-hal yang tidak
bermanfaat bagi kita yang kebanyakan adalah urusan duniawi, dan mulai
memfokuskan kepada hal-hal yang lebih dibutuhkan di akhirat.
4.
Ikhlaslah dalam beramal
Dalam beramal haruslah kita landasi dengan rasa ikhlas
karena amalan yang tidak dilandasi dengan keikhlasan tidak akan mendapat pahala
dari Allah. Allah maha mengetahui segala sesuatu termasuk dengan amal yang kita
lakukan. Manusia hanya dapat menilai apa yang tampak olehnya sebatas ilmu yang
dimiliki. Kita dapat melihat apa yang orang lain perbuat dan menilai sesuai
pengetahuan kita namun dan tidak bisa mengukur kadar keihklasan hati seseorang.
Cukuplah Allah yang menilai amalan yang kita perbuat jangan terpengaruh
penilaian dari manusia karna dapat menghantarkan kita kepada kesombongan dan
rasa ingin dipuji yang membuyarkan keikhlasan kita.
Ket:
[1] Abu Dzar adalah
salah seorang sahabat Rosululloh Muhammad SAW yang masuk islam lebih dini.
Walaupun tidak sepopuler sahabat-sahabat yang lai seperti Abu Bakar, Umar,
Utsman dan Ali namun sosoknya tidak bisa dilepaskan sebagai tokoh yang giat
dalam memperjuangkan islam. Ia adalah salah satu yang menentang keras menumpuk
harta untuk kepentingan pribadi. Baginya adalah kewajiban seorang muslim untuk
menyalurkan hartanya kepada saudara-saudaranya yang miskin. Lebih lengkap
tentang Abu Dzar Al-Ghifarie bisa dibaca di sini http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Dzar_Al-Ghifari.
0 komentar:
Posting Komentar