Malu Yes!, Memalukan No!




Siapa sih yang gak malu kalo kita pergi ke pesta dan ternyata salah kostum? Aduuh malunya... Rasanya pengen pulang aja.

Siapa sih yang gak malu kalo kita nraktir temen pas mau bayar eh, ternyata dompet kita ketinggalan? Uups, hehehe... Malu sendiri jadinya.

Gimana gak malu coba pas kita naik ke panggung eh ternyata resleting celana kita masih terbuka? Aih maluu... maluu.. maluu...banget!

Tapi coba bandingin deh sama yang dibawah ini,

Mbak, enggak malu ya pake baju minim kayak gitu? Ini kan lagi tren, gak gaul sih lu!

Mas, kok enggak ikut sholat sih, kan yang lain pada sholat? Sholat aja dulu, aku lagi M. Males.

Loh pak, kok ngobral janji banyak banget sih? Apa iya kita nanti bisa menuhin semuanya pak? Alaah..biar aja kayak kamu ga tau aja, yang penting tuh menang kampanye dulu.


Apa sih yang menghalangi kita untuk tidak bertindak atau melakukan sesuatu yang buruk? Malu. Ya, rasa malu terhadap teman, saudara, tetangga, atau orang lain jika mereka mengetahui perbuatan kita itulah yang menahan kita untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang berpotensi memalukan bagi diri kita. Kalau kita lihat kasus-kasus yang bagian atas, rasa malu itu muncul karena dilihat oleh orang lain, mungkin karena ditertawakan ataupun menjadi perbincangan. Hal yang lumrah, penulis sendiri pasti juga merasa malu kalau mengalami kejadian itu. Namun yang memprihatinkan adalah contoh kasus yang di bagian bawah. Siapa yang yang engga pernah nemuin yang seperti itu? Sangat familiar tentunya di kehidupan kita sekarang, dan anehnya mereka tidak merasa malu ketika melakukan hal itu. Aneh atau lumrah? Yang bilang lumrah dengan alasan jaman gini masi punya pikiran konvensional? Waduh...perlu dirukyah dulu ya saudara. Hehe..
Tapi bener loh, kalau rasa malu ente terhadap Allah sudah berkurang bahkan hampir tidak ada lagi, ente perlu segera beristighfar. Mengapa? Nih coba simak hadist yang satu ini, insyaAllah shahih.

"Sesungguhnya Allah jika ingin menghancurkan seorang hamba-Nya pasti Ia akan mencabut rasa malunya, dan jika telah dicabut rasa malunya maka engkau tidak akan menjumpainya lagi kecuali ia membenci dan dibenci. Jika engkau tidak menjumpainya kecuali ia membenci dan dibenci, dicabutlah rasa amanah darinya. Jika dicabut rasa amanah darinya, engkau tidak akan menjumpainya kecuali ia khianat dan mengkhianati, jika engkau sudah tidak menjumpainya kecuali ia khianat dan mengkhianati, maka dicabutlah rasa kasih sayang darinya. Jika kasih sayang dicabut darinya, engkau tidak akan menjumpainya kecuali dikutuk dan dilaknat. Jika engkau sudah tidak menjumpainya kecuali dikutuk dan dilaknat, dicabutlah buhul keislaman darinya." (HR. Ibnu Majah)


Tuh kan, kalo Allah menginginkan kehancuran seseorang maka yang pertama dilakukanNya adalah mencabut rasa malu dari orang tersebut. Mengapa rasa malu? Karena jika sudah tidak punya rasa malu maka seseorang dapat melakukan hal seburuk apapun dimata orang lain maupun dimata Allah tanpa sungkan dan bahkan bisa jadi malah menikmatinya. Kalau kita berbuat hal-hal yang tidak diridhoi Allah, bahkan Allah telah jelas-jelas melarangnya dan kita tidak punya rasa malu sedikitpun atas dosa yang kita lakukan, bukan tidak mungkin Allah menghendaki kehancuran pada kita. Na'udzubillahi mindzalik, jangan sampe deh karena azab Allah itu saangat sangaat pedih..

Seiring berkembangnya jaman, pengaruh budaya barat bertambah getol di negri kita, apalagi ditunjang dengan canggihnya teknologi yang memungkinkan siapa saja dapat mengakses dan memperoleh informasi apapun dan dimanapun, bahkan yang seharusnya belum boleh diketahui oleh anak-anak dibawah umur. Belum lagi gaya hidup yang shameless alias tidak punya malu, wanita-wanita berpakaian minim mempertontonkan auratnya demi sebuah kedok "fashion atau mode", minum-minuman keras yang marak di kalangan pemuda bahkan remaja, terang-terangan lagi di tempat umum, hingga pemimpin yang menghalalkan semua cara agar terpilih di pemilu dan ujung-ujungnya melakukan korupsi, walau sudah ketahuan tetap saja mengelak. Enggak malu apa ya mereka? Mereka seperti tidak punya rasa malu lagi kepada sang Illah, Dzat yang telah memberikan kehidupan bagi mereka. Miris memang, pengaruh keduniawian telah membutakan mata hati mereka tentang akhirat yang jauh lebih kekal nantinya. Tidakkah kita pernah berfikir ketika kita akan melakukan sesuatu yang tidak baik Allah selalu melihat? Jika akhirnya kita tetap berbuat dosa "Lantas, dimana Allah berada?" Mungkin itulah yang dimaksud dari sebuah hadist yang menyebutkan bahwasanya rasa malu adalah sebagian dari iman. Jika seseorang sudah tidak malu lagi melakukan hal-hal buruk maka sudah tidak ada lagi iman di dalam dirinya.

Menjadi pribadi yang pemalu bukan berarti kuper atau gak gaul, toh gaul itu bukan berarti kita harus mengikuti semua budaya yang berkembang sekarang. Lantas apa bedanya gaul sama tidak punya pendirian jika semua budaya yang masuk kita ikuti? Islam sudah jelas memberikan batasan-batasan untuk apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan. Islam is the perfect filter. Untuk itulah islam juga mengajarkan kita untuk memiliki dan memelihara rasa malu, malu dari perbuatan-perbuatan yang disukai syaitan, malu dari perbuatan-perbuatan yang hanya mengundang mudharat, malu dari hal-hal yang tidak diridhoi Allah.

"Jaman sekarang itu harus PeDe! Berani tampil nggak cuman diem aja!"
Ya, tentu Islam juga mengajarkan untuk memiliki kepercayaan diri yang kuat, kalau tidak bagaimana kita bisa meyakinkan orang lain atas apa yang kita dakwahkan kepada mereka. Islam juga mengajarkan untuk berani, kalau tidak bagaimana para sahabat rosul dulu bisa memerangi kaum kafir quraisy dengan gagahnya di medan pertempuran padahal jumlah kaum muslimin kalah jauh dibanding kaum kafir. Kepercayaan diri dan keberanian untuk memerangi hal-hal yang dilarang di dalam islam itulah yang perlu ditunjukkan, bukan berani memakai baju-baju minim dengan pedenya, bukan pula berani mabuk-mabukan dan tawuran. Di dunia mungkin dipandang tinggi oleh manusia (jika beruntung, karena banyak juga yang memandang rendah), namun di akhirat sudah jelas dipandang rendah oleh Allah SWT. Malukah kita? Coba tanyakan lagi pada diri kita masing-masing seberapa besar rasa malu kita terhadap Allah. Perbaikilah dan jagalah selalu rasa malu kita kepada Allah insyaAllah akan menjauhkan kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak diridhoi Allah SWT sehingga di akhirat nanti kita bisa hidup tanpa memalukan. InsyaAllah.[zyim]


  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Follow Kami di Facebook


Mau nyumbang artikel atau tulisan? sampaikan aja lewat sini page isamtiga di facebook atau kirim artikelnya ke

isam.tiga@gmail.com